Kamis, 04 November 2010

Tugas Gawat Darurat

TERBUTALIN

                                                                                               
                                                                                      NI MADE JUNIAWATI
                                                                             E / KP / VII
                                                                                                  04.07.1768




Deskripsi
Nama & Struktur Kimia : 


-tert-Butylamino-1-(3.5-dihydrophenyl)ethanol sulfate. (4). (C12H19NO3)2. H2SO4

Sifat Fisikokimia:

serbuk kristal warna putih sampai putih abu-abu, tidak berbau atau sedikit berbau seperti asam asetat. (4,6)Mudah larut dalam air, larut dalam HCl 0,1 N, sedikit larut dalam alkohol, tidak larut dalam kloroform. (4,6)Injeksi terbutalin sulfat : non pirogen, larutan dalam air, NaCl digunakan untuk adjust tonisitas (3-5). HCl juga dapat digunakan untuk adjust pH sampai pH 4.







Terbutaline adalah obat resep yang digunakan untuk pengobatan asma dan berbagai kondisi pernapasan lainnya (misalnya emfisema). Obat ini digolongkan sebagai suatu agonis reseptor beta redrenergic. Ini adalah sebuah stimulator. Seperti halnya jenis obat, ada efek samping yang mungkin timbul negatif yang dapat terjadi karena mengambil terbutaline.
Derivat metil dari orsiprenalin (1970) ini juga berkhasiat b2 selektif. Secara oral, mulai kerjanya sesudah 1-2 jam, sedangkan lama kerjnya ca 6 jam. Lebih sering mengakibatkan tachycardia.
Nama Dagang :
- Brasmatic
- Bricasma
- Forasma
- Lasmalin
- Nairet
- Prosmalin
- Pulmobron
- Sedakter
- Tabas
- Terasma
- Tismalin (3)
- Astherin

Kemasan / Bentuk sediaan
 Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai
 Peroral (Tablet, kaptab)
2,5 mg 3xsehari selama 1-2 minggu, lalu dinaikkan 5mg 2xsehari
Anak: 75mcg/kg 3xsehari
7-15th: 2,5mg 2-3xsehari
 Injeksi subkutan, intravena lambat
250-500mcg sampai 4xsehari ; 2-15th: 10mcg/kg sampai max 300mcg
 Infus intravena
Dalam larutan yang mengandung 3-5mcg/ml, 1,5-5mcg/menit selama 8-10jam
 Inhalasi aerosol
Dewasa dan anak: 250-500mcg (1-2 hisapan), untuk gejala persisten sampai 3-4xsehari
Mekanisme Kerja
Terbutalin menstimulasi reseptor beta adrenergik di sistem saraf simpatetik  sehingga menyebabkan relaksasi smooth muscle di bronchial tree dan peripheral vasculature. Efek pada reseptor alfa adrenergik sedikit atau tidak ada.
Mekanisme Aksi
          Terbutalin menstimulasi reseptor beta adrenergik di sistem saraf simpatetik  sehingga menyebabkan relaksasi smooth muscle di bronchial tree dan peripheral vasculature. Efek pada reseptor alfa adrenergik sedikit atau tidak ada.
Interaksi
Dengan Obat Lain : 
  • Toksisitas meningkat dengan MAO inhibitor, antidepresan trisiklik.
  • Efek menurun dengan beta bloker.
  • Risiko hipokalemia meningkat dengan kortikosteroid, diuretik, xantin.
  • Obat-obat simpatomimetik yang lain kemungkinan akan meningkatkan efek samping pada kardiovaskular.
  • Kombinasi dengan teofilin berpotensi menimbulkan aritmia jantung.
Dengan Makanan : -


Efek Samping
          Tremor (terutama di tangan), sakit kepala, otot kaku, palpitasi, takikardi, aritmia, gangguan tidur dan perilaku pada anak. (1,2,4,6). Paradoxical bronchospasm, urtikaria, dan angioderma pernah dilaporkan. Hipokalemia terutama pada dosis tinggi. Ketegangan saraf, vasodilatasi perifer, hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi intramuskular
Pengaruh
          - Terhadap Kehamilan : 
          Kategori B.2,5. Efek samping yang serius seperti hipokalemia sesaat, peningkatan laju jantung, aritmia jantung, iskemik otot jantung, edema paru, hipoglikemi, hiperglikemi sesaat, terjadi pada wanita hamil yang mendapat terbutalin sulfat. Juga dilaporkan terjadinya hipoglikemi dan peningkatan laju jantung pada neonatus.
          - Terhadap Ibu Menyusui :
 Jumlah yang dieksresi melalui ASI sangat sedikit, tetapi meskipun demikian penggunaan pada ibu menyusui harus hati-hati dan hanya jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya pada bayi. (1,6)
 - Terhadap Anak-anak : 
 Dapat digunakan sebagai alternatif terapi dari epinephrine pada serangan asma akut. (6) Produsen tidak merekomendasikan untuk digunakan pada anak-anak di bawah 12 tahun. (6)
 - Terhadap Hasil Laboratorium :  -


 Indikasi
Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversible. Terapi simptomatik pada asma bronkial dan bronkospasme reversibel yang berhubungan dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), termasuk bronkitis kronik dan emfisema
Kontra indikasi
Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi,  Hipersensitif terhadap terbutalin  /  simpatomimetik amin. Cardiac arrhythmias yang berhubungan dengan takikardi
Informasi Pasien
          Informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan, pembersihan / perawatan dan penyimpanan inhaler. Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai. Hindari semprotan ke dalam mata. Lakukan test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan atau jika tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kumur mulut dengan air setelah inhalasi.2 Diberitahukan kepada pasien untuk segera menghubungi dokter bila dijumpai efek-efek samping atau kondisi bertambah parah.
Tanggung Jawab Perawat

Berdasarkan efek samping obat maka perawat harus memberitahu pasien tentang efek samping dari obat yang diberikan, kontra indikasinya jika digunakan dengan obat lain dan cara penyimpanan obat tersebut.

Selain itu perawat memiliki peran :

Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.



Prinsip Enam Benar

1.Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. 

2.Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3.Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. 

Obat neo napacin ini diberikan 3 x 1 tablet. Jadi obat ini di minum dalam sehari 3x, masing-masing 1 tablet untuk dewasa dan ½ tablet untuk anak-anak.

4.Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. Dan obat neo napacin ini diberikan secara oral.

5.Benar Waktu

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

Obat neo napacin ini diberikan 3 x 1 tablet (untuk dewasa), jadi obat ini 1 tabletnya diberikan kepada pasien tiap 8 jam sekali dalam sehari setelah makan. Dan pada anak-anak tiap 8 jam sekali dalam sehari diberikan ½ tablet setelah makan.

6.Benar Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.